coolinthe80s.com, Psychokinesis Film Korea dengan Aksi Super yang Gak Biasa! Kalau kamu pikir film superhero selalu penuh otot dan jubah mewah, Psychokinesis siap ngebanting ekspektasi itu habis-habisan. Disutradarai Yeon Sang-ho yang juga bikin Train to Busan, film ini muncul dengan gaya nyeleneh tapi tetap nendang. Bukannya pahlawan muda atau tentara gagah, di sini kamu akan nemuin sosok bapak-bapak lugu yang tiba-tiba punya kekuatan ngangkat barang pakai pikiran.

Ceritanya gak muluk-muluk, tapi justru dari situlah semua jadi menarik. Tanpa perlu efek norak atau gaya-gayaan, film ini jalan dengan modal absurd dan hati yang hangat.

Dari Tukang Minum ke Pahlawan Psychokinesis Tak Terduga

Semua bermula dari seorang satpam tua bernama Seok-heon yang doyan minum dan hidup sendirian. Suatu hari, di a gak sengaja minum air dari batu luar angkasa yang jatuh ke Bumi. Sejak itu, di a bisa menggerakkan benda tanpa sentuhan. Bukannya langsung jadi jagoan kota, di a malah bingung sendiri.

Awalnya Seok-heon cuma pakai kekuatannya buat pamer kecil-kecilan. Namun, keadaan berubah drastis ketika anak perempuannya, Roo-mi, menghadapi penggusuran brutal dari sekelompok preman yang kerja sama dengan pihak tertentu. Dari sinilah Seok-heon mulai turun tangan, bukan demi pahlawan-pahlawan-an, tapi karena rasa bersalah sebagai ayah yang dulu pergi meninggalkan anaknya.

Gaya Super yang Jauh dari Kesan Gagah

Psychokinesis Film Korea dengan Aksi Super yang Gak Biasa!

Uniknya, kekuatan Seok-heon gak datang bersama perubahan gaya hidup. Dia tetap orang biasa yang suka canggung, suka mikir aneh, dan sering gagal gaya. Bahkan saat melayang atau mengangkat mobil, ekspresinya tetap seperti orang bingung. Inilah yang bikin Psychokinesis beda dari film aksi kebanyakan.

Setiap adegan di buat dengan pendekatan satir dan jujur. Ketika pertarungan terjadi, efeknya terasa nyata meskipun dengan gaya slapstick. Lawan-lawan yang di hadapi pun bukan alien atau monster raksasa, tapi justru sistem bengkok dan orang-orang tamak yang merasa berkuasa. Jadi, walau ada kekuatan super, konfliknya tetap terasa relevan.

Ayah, Anak, dan Kekacauan Kota Psychokinesis

Lebih dari sekadar film aksi, Psychokinesis juga membawa kisah hubungan ayah-anak yang kacau tapi tulus. Roo-mi bukan karakter lemah yang nunggu di selamatkan. Justru di alah yang berdiri paling depan menghadapi para penggusur. Seok-heon hadir bukan untuk jadi penyelamat utama, tapi untuk menebus masa lalu dan menunjukkan bahwa orang tua juga bisa berubah.

Kota dalam film ini jadi panggung kekacauan yang absurd tapi familiar. Dari preman bayaran, alat berat, hingga polisi yang pura-pura buta, semuanya jadi bagian dari komedi kelam yang terasa ironis tapi juga menggigit. Film ini berhasil menggabungkan kritik sosial dengan adegan lucu yang gak maksa.

Kesimpulan

Psychokinesis bukan film yang di bangun dengan kemewahan atau adegan heroik penuh gaya. Justru kekuatannya terletak pada absurditas, kesederhanaan, dan ketulusan yang mengalir dalam setiap momen. Karakter utamanya jauh dari sosok idola, tapi justru karena itu, di a terasa nyata.

Dengan kekuatan pikiran yang muncul tiba-tiba, si ayah tua ini malah jadi simbol bahwa keberanian bisa muncul dari siapa pun, kapan pun, tanpa harus tampil keren. Film ini berhasil bikin penonton tertawa, mikir, bahkan terharu dalam waktu bersamaan. Meski latarnya penuh kekacauan, pesan yang di bawa tetap bersinar: kadang yang di butuhkan bukan kekuatan, tapi keberanian untuk hadir kembali dalam hidup seseorang.